đȘ Bahasa Nias Selamat Datang
Kalauuntuk mengucapkan "selamat pagi", kamu bisa gunakan beberapa kosakata bahasa di berbagai daerah berikut ini. Bahasa Aceh: seulamat beungoh Bahasa Padang: selamek pagi
Terjemahanfrasa PESTA SELAMAT DATANG dari bahasa indonesia ke bahasa inggris dan contoh penggunaan "PESTA SELAMAT DATANG" dalam kalimat dengan terjemahannya: Pesta selamat datang , tapi ia akan pergi
Shallom Ya'ahowu, Selamat datang di THE NIAS (http://nias-site.blogspot.com) Jumat, 12 Oktober 2012 Bahasa Nias Bahasa Nias, atau Li Niha dalam bahasa aslinya, adalah bahasa yang dipergunakan oleh penduduk di Pulau Nias. Bahasa ini merupakan salah satu bahasa di dunia yang masih belum diketahui persis dari mana asalnya.
Nias Employee Course Program (Online Lectures), Z Selamat Datang. Employee Course Program (Online Lectures) di Nias Sumut, iii or moved majors 3 to all graduates s1 proceed to s2, by the open systems and law ri explanation is written. And quality appropriate excellence advantages of private, cost of education in employee course program ecp p2k.
ï»żucapan salam dalam bahasa Nias) Selamat datang di bandara Binaka, Gunung Sitoli, Kepulauan Nias, terbentang, menyapa pengunjung. (Baca: Kisah di balik atraksi "uang seribu") Bandara ini sendiri, kata Syaifullah (45), warga asli Nias sekaligus pemandu wisata, mulai dibangun pada 1970-an.
Barat Datang, kabupaten, Nias, resmi, Selamat, Website Edit This Image was ranked 7 by keyword Kabupaten Nias Barat, You will find this result at BING. IMAGE META DATA FOR Selamat Datang ke Website Resmi Kabupaten Nias Barat\'s IMAGE
Selamatjalan selamat datang dan lain. Sugeng enjing para kadang sugeng nindakakaken pakaryan mugi barokah. Kamus bahasa jawa halus krama inggil online dan artinya paling lengkap dari a z mengingat pada zaman sekarang masih banyak anak anak zaman now yang belum mengetahui bahasa jawa khususnya bahasa jawa krama inggil di bawah ini admin sajikan kamus online translate bahasa jawa krama inggil
APA KABAR" dalam 13 Bahasa Daerah INDONESIA Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan beragam bahasa ,budaya, suku, agama dan berbagai kekayaan alam maupun kekayaan pengetahuan lainnya. Dan sebagai bangsa yang besar kita harus dapat menghargai berbagai perbedaan itu dan menjadikan perbedaan sebagai harta yang tak ternilai bagi bangsa kita yang tidak dimiliki bangsa lain.
AssalamualaikumWr. Wb. Puji dan syukur marilah kita kirimkan kehadirat Allah SWT, Tuhan pencipta dan pemilahara alam. Karena hanya semata-semata pertolongan-Nya, pagi hari ini kita dapat berkumpul dalam acara halal bi halal. Semuanya dengan wajah berseri-seri, nampak lebih akrab satu dengan lainnya.
68Komentar. # 1 katharina manullang Says: October 2nd, 2020 at 4:18 am. apa bahasa niasnya: jujur dari dulu aku suka pada mu. >> Sindruhu, i'otarai föna omasido khöu. atau (ma zui) >>> Sindruhu, i'oroi föna omasido ndra'ugö. atau (ma zui)
Kaliini kita dapat belajar bahasa Nias dengan mudah, mulai dari bahasa umumnya. Untuk kosa kata 'apa' dalam bahasa Indonesia akan berubah menjad Hadia dalam bahasa Nias. Contoh kalimatnya: Apa yang terjadi dengan kalian? maka dalam bahasa Nias menjadi hadia zalua khomi ? Apa yang terjadi ? menjadi hadia zalua ? Ada apa itu ? menjadi hadia da'o ?
NiasUtara Sumut, Scholarship S1, S2, Diploma, Evening College (Online Lectures), Colleges, Nomor, Z Selamat Datang. Scholarship S1, S2, Diploma Evening College (Online Lectures) Colleges di Nias Utara Sumut, every day monday to 9 00 a m to 5 00 p m, with constitution 1945 that every citizen has the right to.
4vuajC1. March 24th, 2007 by nias in 68 Komentar 1 katharina manullang Says October 2nd, 2020 at 418 am apa bahasa niasnya jujur dari dulu aku suka pada mu >> Sindruhu, iâotarai föna omasido khöu. atau ma zui >>> Sindruhu, iâoroi föna omasido ndraâugö. atau ma zui Tenga fayagu, iâotarai föna omasido khöu. 2 ari Hia Says May 7th, 2019 at 517 am Apa bahasa nias ongkos? >> Okosi 3 Elisa Says December 23rd, 2018 at 154 am Bahasa Nias pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi?? >>> âBa mböröta ifazökhi Lowalangi mbanua si yaĆ”a, awö danö.â 4 Rijal Says November 13th, 2018 at 1237 pm E ma, omasido mangawuli ba khĂ”da. Omasido owulo khĂ”da bakha ba nomo. Taâa endromi simane meso ndao ba ngaimi. Omasido owulo ba fawude khĂ”ra nakhigu. Omasido mĂ”i taâalui makeke ba luaha. E ma, bĂ”i mofĂ”khĂ” ami ba daâĂ” he. 5 Siti faridah Says August 27th, 2018 at 754 pm Kak tolong terjemahin bahasa indonesia dong Le mei ami bagereja >>> Seharusnya ditulis Lö möi ami ba Gereja > Kalian tidak pergi ke Gereja. Naya uge bos hawisa >> Na yaâugö bos, hewisa? >> Kalau kamu bos, gimana? Fagele mane bos lee >> Fagölö manö bos, le >> Sama ajalah bos Heso gasaha baya >> Hezo ga Saha, baya ? >> Di mana si Saha, paman? Mere >> Mörö â tidur Habakos sondauge baya >> Hezo kos ndraâugö, baya? >> Kos di mana, paman? Ba kos nda kakak >> Di kos orang kakak Hamanga baya >> kurang jelas, mungkin No mangaâö baya? >> Paman sudah makan? Noe we baya indonie >> Noa wö baya, indomie >> Sudah paman, indomie Ami daegai baya >> Ami daâö göi, baya >> Enaklah itu, paman Ea baya >> Yaâia baya â Ia, pamam. Nosiga2ami he mbie >> No siga-siga ami he mbeâö >> CCake-cakep kalian, ya kemanakan. Tolong kak terjemahkan 6 Siti hardiyanty Says August 7th, 2018 at 415 pm Klo boleh tau arti dari falukha khe aniha ble⊠>> kurang jelas, mungkin maksudnya falukha khö haniha ba le? â Bertemu dengan siapa ya? Dan aniha niha nia? >> Mungkin maksudnya Daâa nihania? â Ini orangnya? 7 Eswy Says April 23rd, 2018 at 120 am min. tolong artiin bahasa ini dong. louâila aefa daâo sae mayaia khomo yahoâ >> Lö uâila. Aefa daâö saâe ma yaâia khömö ya hö. >> Gak tahu. Habis itu, mungkin kau yang benar. Kalimat ini menunjukkan rasa menyerah atau kesal, kalau lawan bicara tetap bertahan pada pendapatnya. 8 Josua Says March 27th, 2018 at 222 pm Arti yaâia khou apa ua >>> Bahasa gado-gado, kata-kata li niha dicampur dengan kata bahasa Indonesia ⊠untuk lucu-lucuan. 9 Fidelis Says December 12th, 2017 at 1109 pm Talange >> Talangö â Kepinding. 10 Hairul Says December 3rd, 2017 at 438 pm Saya mw tanya ka.,, kalo arti nya. salua moroi bambawa pasti soroi badodo >>> Salua moroi ba mbawa pasti soroi ba dödö â Yang keluar dari mulut yang terucap / diucapkan pasti berasal dari dalam hati. >> pasti â dalam bahasa Nias lö tola Äșö; tatu laudakha tagogohe waaurida jamosana., >>> laâua, da tagogohe waâaurida zamösana mungkin lebih tepat >>> laâua, da tazago waâaurida zamösana â biarlah, mari kita menjaga kehidupan masing-masing mksih seblm nya >>> sama-sama. 11 heru Says October 14th, 2017 at 254 pm Ini sapa >>> haniha daâa 12 Ferius Tafonao Says August 2nd, 2017 at 155 pm Ini artinya apa ya dugala/jugala dia sejenis tumbuhan 13 Ferius Tafonao Says August 2nd, 2017 at 148 pm Dugala >>> Tugala â cekala. Tugala mengalami mutasi awal menjadi dugala dalam kalimat. Ami ae dugala daâa Enak cekala ini. 14 nani Says July 27th, 2017 at 503 pm Tolong artiin lirik ini donk, makasih âąâąâąâąâąâąâąâąâąâąâąâąâąâąâąâąâąâąâąâąâąâąâąâąâą Ufaehagö khöu nösi dödögu >>> kuungkapkan padamu isi hatiku Sioroi dödögu akhigu >>> Dari hatiku, adikku Khöu waâomasigu silöâawuwu >>> Padamu cintaku, yang tak pudar Heso zimöi mamaâudu >>> Walau ada yang mengadudomba Uâila nösi dödöu gaâagu >>> Aku tahu isi hatimu, bang Sioroi dödömö ba khögu >>> perhatianmu untukku dari hatimu Meno ötutunö nösi dödöu khögu >>> Setelah engksu tuturkan isi hatimu padaku Tödöda taâorudu >>> Kita satukan hati Ref Dataâölini waâomasida sino tahalö >>> Mari kita pagari jaga kasih kita Angetula dödö Salua maâökhö >>> putusan hati hari ini Enaö löniha böâö Sedöna möi mamambambö >>> agar tiada orang lain yang memisahkan Faâomasida si no irai tafaehagö >>> Kasih yang pernah kita ungkapkan 15 Yulius Mend Says April 13th, 2017 at 413 am Kalao penyakit Buru apa bahasa indonesia?âŠ..Kalo tahu nama-nama penyakit dalam bahasa nias/IndonesiaâŠminta bantu kirimkan. Thanks 16 al Says April 11th, 2017 at 314 pm Yaia sae na oya somasi khomo we sorugo dania nahau labeâe. Artinya apa bg?? 17 Muhammad Rizky Says February 6th, 2017 at 306 am Admin. Tolong bantu dong. Terjemahkam kata kata ini ke bahasa niasâHati hati kawan di perjalanan. Semoga sampek tujuan dengan selamatâ Di tunggu jawabannya. Thanks đ 18 Wingga Says January 23rd, 2017 at 916 am Tolong kakak. Kasi tau dong apa ini artinua. Mane ndaaga badaa turia sisekhi mane Pages 1 [2] Show All Sign My Guestbook
Ya'ahowu Ya'ahowu merupakan salam/sapaan yang umum digunakan dalam bahasa Nias. Ya'ahowu digunakan kapan saja pagi, siang, sore, dan malam. Ya'ahowu juga dapat digunakan tanpa diikuti oleh kata keterangan waktu pagi, siang, sore dan malam. Contoh Ya'ahowu zihulÔwongi = Selamat pagi. Ya'ahowu zilaluo = Selamat siang. Ya'ahowu zitanÔ o'wi = Selamat sore. Ya'ahowu zibongi = Selamat malam Ketika ingin tidur maka salam yang digunakan ialah mÔido mÔrÔ/mÔrÔdo atau omasido mÔrÔ lebih sopan. Mengucapkan salam kepada orang yang lebih tua atau saudara dekat yang lebih sopan. Contoh Ya'ahowu ga'a = selamat pagi/siang/sore/malam abang. Ya'ahowu ama/bapa = selamat pagi/siang/sore/malam ayah. Ya'ahowu ina/mama = selamat pagi/siang/sore/malam ibu. Ya'ahowu baya/sibaya = selamat pagi/siang/sore/malam paman. Ya'ahowu amagu sa'a/za'a = selamat pagi/siang/sore/malam om paling tua Ya'ahowu amagu talu/dalu = selamat pagi/siang/sore/malam om middle Ya'ahowu amagu sakhi/zakhi = selamat pagi/siang/sore/malam om bungsu Ya'ahowu inagu lawe = selamat pagi/siang/sore/malam tante lebih sopan. Ya'ahowu tua/dua = selamat pagi/siang/sore/malam kakek. Ya'ahowu gawe = selamat pagi/siang/sore/malam nenek. Mengucapkan salam kepada teman yang lama tidak bertemu. A'ra lÔ si falukha ita = lama tidak jumpa No a'ra ae lÔ falukha ita = lama tidak jumpa Hewisa mbotomÔ barÔ-barÔ da'a? = bagaimana keadaanmu selama ini? Ohahau dÔdÔda meno falukha ita = senang bertemu denganmu. Ha wa'ara lÔ falukha ita? = sudah berapa lama kita tidak berjumpa? Omuso dÔdÔgu meno falukha zui ita = saya sangat senang bisa bertemu lagi denganmu Hana lÔ i'rai falukha ita? = kok kita tidak pernah bertemu? No a'ra ae = sudah lama sekali. Ara lÔ falukha = lama tidak bertemu Hezo torÔi'Ô barÔ-barÔ da'a? = dimana kamu tinggal selama ini? Mengucapkan salam saat bertemu kelompok Ya'ahowu fefu = selamat pagi/siang/sore/malam ira ama ina ba talifusÔ fefu = selamat pagi/siang/sore/malam bapak/ibu/saudara sekalian.
ï»żKompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Waktu terasa begitu cepat berlalu, saat ini kita sedang menjalani bulan September 2019, di gereja-gereja mulai sibuk mempersiapkan perayaan Natal. Dalam waktu yang tidak lama lagi kita kembali merayakan Natal. Bagi umat Kristiani hari Natal merupakan saat istimewa yang dirayakan secara khusus, hari yang penuh keceriaan. Merayakan Natal merupakan peringatan akan penggenapan nubuat para nabi-nabi tentang lahirnya Juruselamat dunia yaitu Yesus Kristus. Di wilayah Nias, Natal dirayakan selama tiga hari berturut-turut, biasanya mulai tanggal 24-26 Desember setiap tahunnya, dan puncak perayaan itu pada malam pergantian tahun. Sudah menjadi kebiasaan bahwa pada tiga hari tersebut tidak ada orang yang sibuk keluar rumah untuk bekerja. Semua orang fokus pada perayaan Natal bersama keluarga, ada yang mengunjungi keluarga, kerabat dan ada yang mengikuti perayaan Natal di gereja. Dalam masa ini setiap orang Nias mengucapkan salam kepada seseorang atau dalam forum resmi dengan kalimat "Ya'ahowu Fanunu fandru". Bagi orang dari suku Nias, Natal adalah berkat howuhowu, yang datang dari Allah bagi manusia, maka patut dirayakan dengan "Fanunu Fandru" bukan berasal dari istilah Kristen atau Alkitab. Menurut P. Johannes M. Hmmerle, OFMCap, "Istilah Fanunu Fandru pada dasarnya bukan Kristiani karena istilah ini sudah dipakai oleh penduduk pulau Nias sebelum masuk agama Kristen. 200 tahun belum ada minyak tanah di Nias. Agak gelap di rumah. Tetapi sejak dulu setiap tahun setiap marga atau rumpun si sambua mo'ama berkumpul dan mengadakan Famoni empat hari lamanya. Famoni ini tidak berarti berpuasa, sebaliknya mereka makan enak. Tetapi mereka melakukan Famoni dalam arti tidak pergi ke ladang dan tidak bekerja. Lantas apa tujuan mereka? Empat hari lamanya mereka menuturkan asal usul mereka sampai jauh malam. Böröta gotari gotara, asal usul mereka, harus ditanam dalam hati generasi muda dan harus diperingati dan dirayakan setiap tahun. Inilah syarat mutlak bagi mereka supaya tradisi lisan tidak putus. Sebelumnya minyak kelapa sudah diisi dalam lampu kecil. Dan kalau lampu kecil ini dinyalakan di malam hari, hal ini mereka menyebut Fanunu Fandru. Sebagai orang Kristen kita sekarang sudah mempunyai Böröta Gotari Gotara yang baru."[1] Jadi istilah 'Fanunu Fandru' bukan istilah Kristen tetapi istilah yang diadopsi dari kebiasaan orang Nias pada saat menceritakan silsilah keluarga atau sejarah böröta gotari gotara. Menarik untuk di kaji mengapa orang dari suku Nias menyampaikan ucapan 'Selamat Natal' dengan menggunakan kalimat "ya'ahowu fanunu wanunu[2] fandru". Secara hurufiah kalimat tersebut terdiri dari tiga kata yaitu 'ya'ahowu' berarti 'selamat'; 'fanunu' berarti 'menyalakan'; dan 'fandru' yang berarti 'lampu'. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia secara leterlek maka tiga kata tersebut berarti "selamat menyalakan lampu". Meskipun demikian setiap kali orang Nias menggunakan sapaan atau salam "Ya'ahowu Fanunu Fandru", sapaan itu tidak dimaksudkan "selamat menyalakan lampu" tetapi semua orang Nias paham dengan sangat bahwa yang maksudkan dengan salam itu adalah "Selamat Natal". Makna dari ungkapan selamat Natal yaitu sebuah harapan agar pada hari Natal semua kita mengalami kasih dan damai sejahtera dari Tuhan. Ungkapan atau sapaan "Ya'ahowu Fanunu Fandru" tersebut sudah menjadi kebiasaan orangtua sejak jaman dulu, turun temurun menjadi kebiasaan bagi generasi ke generasi sampai saat ini. Bagi kita anak-anak orang Nias yang hidup di era milenial, yang mungkin tidak pernah melihat lampu minyak kelapa lagi, lampu teplok dan petromaks, tentu akan bertanya, apakah hubungan antara "menyalakan lampu" dengan Natal kelahiran Yesus Kristus? Sebagai seorang putera Nias, saya membahas topik ini secara khusus agar makna Natal yang diterima langsung dan dipahami oleh nenek moyang orang Nias dari para Zending, dapat dimengerti oleh generasi di era modern ini. Generasi milenial tidak dapat memahami konteks masyarakat Nias pada awal Injil masuk wilayah itu, karena situasi Nias kini telah jauh berbeda. Melalui tulisan ini, saya mengharapkan bisa menjembatani suatu gap yang terjadi akibat rentangan waktu, dan kemajuan atau perkembangan dibidang teknologi, pengetahuan, spiritualitas dan sosial budaya, antara generasi terdahulu dengan generasi milenial. Tulisan ini sekaligus mengusulkan istilah yang tepat untuk digunakan berhubungan dengan sapaan atau salam dalam konteks perayaan natal tanpa mengubah makna mula Perayaan Natal di pulau Nias seiring datangnya para missionaris dari Eropa. Kebiasaan merayakan Natal di Pulau Nias telah dimulai sejak masuknya para missionaris dari Jerman dan Injil diterima oleh penduduk setempat. Th. Van Den End dalam Ragi Carita 2001, menjelaskan bahwa "Injil masuk ke Nias melalui Misi Protestan pada tahun 1865 oleh penginjil Jerman, E. Ludwig Denninger dari Rheinische Missionsgesellschaft RMG pada tanggal 27 September 1865. Penerjemahan Alkitab dalam bahasa daerah Nias, seperti yang masih dipakai sekarang dilakukan oleh penginjil H. Sundermann, dengan bantuan Ama Mandranga dan beberapa orang Nias lainnya Injil Lukas, 1874; PB, 1891." Kemungkinan besar penerjemahan Alkitab versi bahasa Nias merupakan transmisi dari Alkitab berbahasa Jerman. Dari berita Injil yang diterima oleh penduduk setempat, penduduk Nias mendapat pemahaman mengenai kelahiran Sang Juruselamat dunia. Sebagaimana misi Yesus Kristus membawa keselamatan bagi dunia, hal itu merupakan kabar baik yang perlu disambut dengan sukacita. Manusia yang masih berada dalam kegelapan karena terikat oleh dosa, melalui Sang Juruselamat, Yesus Kristus memperoleh kelepasan. Bisa dikatakan bahwa perayaan Natal di daerah pulau Nias merupakan adopsi langsung dari kebiasaan perayaan natal ala yang yang diungkapkan oleh Johanes bahwa istilah "fanunu fandru" bukan istilah Kristen, memang tepat dan juga praktek menyalakan lampu fanunu fandru dengan bahan bakar minyak kelapa memang sudah kebiasaan masyarakat di pulau Nias sejak dahulu. Bagaimanapun juga, masyarakat Nias setiap malam harus menyalakan lampu di rumah masing-masing sebagai alat penerang, meski bukan acara khusus. Tidak bisa dipungkiri pula bahwa adanya peralihan inti dari kebiasaan orang Nias menceritakan silsilah keturunan böröta gotari gotara, dan diganti dengan pembacaan silsilah kelahiran Yesus Kristus berdasarkan Injil Lukas pada masa perayaan Natal. Alasan lain yang umumnya sering kita dengar jika membahas topik ini yaitu istilah "fanunu fandru" muncul karena adanya penyalaan lilin dalam setiap perayaan Natal, sebagai puncak acara dalam perayaan tersebut. Memang benar bahwa setiap perayaan Natal selalu disertai dengan penyalaan lilin Natal sebagai simbol terang yang hadir di tengah kegelapan. Hal ini menyerupai tindakan Allah menjadi manusia di dalam Yesus Kristus, untuk menerangi manusia yang berada dalam kegelapan. Namun kedua alasan tersebut bisa dikatakan sebagai asumsi yang dihubungkan dengan peristiwa Natal, karena istilah "fanunu fandru" tidak ada kaitannya dengan kelahiran fa'atumbu Yesus "Ya'ahowu Fanunu Fandru" untuk menyatakan "Selamat Natal", sebenarnya berkaitan langsung dengan perkembangan teknologi dan ekonomi. Pada saat ini pulau Nias merupakan salah satu daerah yang masih berada dalam kategori terbelakang atau tertinggal dalam hal kemajuan dalam berbagai aspek, jika dibandikan dengan wilayah lain di Indonesia . Bila situasi sekarang kita bandingkan dengan tahun 1865, waktu kedatangan para misionaris Jerman, tentu jauh lebih terbelakang lagi. Ketika mendengar kisah kehidupan orangtua dulu dari ayahnda D. Hulu / Ama Meli Hulu, yang pada saat ini sudah berumur 78 tahun, saya baru mengerti mengapa ungkapan "ya'ahowu fanunu fandru" dihubungkan dengan perayaan Natal. Sekitar 70-an tahun lalu, pada masa penjajahan Belanda dan selanjutnya oleh Jepang, pada malam hari rumah-rumah orang Nias gelap gulita. Bila ada lampu yang menyala di suatu rumah itu pasti lampu berbahan bakar minyak kelapa, sebab pada masa itu belum tersedia minyak tanah di daerah pulau Nias. Pada perkembangan setelah itu, orang Nias mengenal lampu teplok yang pakai cerobong kaca dengan bahan bakar minyak tanah. Selanjutnya masyarakat Nias mulai mengenal lampu petromaks. Di masa itu pun lampu petromaks hanya dimiliki oleh orang tertentu saja dan jarang dinyalakan karena bahan bakar minyak tanah yang sangat terbatas. Pada setiap hari perayaan Natal, biasanya bagi keluarga yang memiliki lampu petromaks di rumahnya, masing-masing membawanya ke gereja. Sehingga pada malam perayaan itu rumah ibadah gereja terang benerang, karena banyaknya lampu petromaks yang lampu petromaks merupakan pengalaman istimewa di tahun 1900-an, sebab merupakan peristiwa sekali dalam setahun, dan hanya dinyalakan pada saat perayaan Natal saja di gereja. Sampai pada waktu saya masih remaja, anak-anak sebaya saya dulu berbondong-bondong ke gereja pada saat perayaan di malam Natal untuk melihat dan bermain di bawah cahaya terang lampu petromaks. Dalam Kamus Li Niha, Apolonius Lase menjelaskan bahwa "Istilah Fanunu Fandru berkaitan erat dengan kebiasaan orang Nias sejak dahulu hingga sekarang bahwa pada saat Natal tersebut lampu - biasanya lampu petromaks dinyalakan hingga larut malam".[3] Pengalaman yang hanya bisa terjadi sekali setahun itu, merupakan hal yang unik dan istimewa pada masa itu. Perayaan Natal seolah identik dengan penyalaan lampu. Lampu petromaks yang menyala terang mirip cahaya lampu listrik, menjadi daya tarik bagi banyak orang untuk berbondong-bondong, bersukacita merayakan Natal di bawah terangnya cahaya lampu petromaks. Dalam perayaan Natal ada dua benda sumber cahaya yang dinyalakan yaitu lampu petromaks dan lilin natal. Dua barang itu merupakan barang baru dan istimewa yang baru dikenal dan langka jaman itu khususnya di wilayah pulau generasi milenial yang telah mengalami kemajuan teknologi modern dengan menggunakan lampu listrik sebagai alat penerang, dua macam benda petromaks dan lilin merupakan benda biasa yang tidak terlalu penting. Tetapi pada jaman dulu meskipun lampu petromaks dan lilin tidak dianggap sebagai benda yang sakral namun dua benda itu merupakan simbol terang yang disambut pada perayaan Natal. Pada dasarnya semua orang menyukai terang, karena terang dapat menerangi kegelapan, kehadiran terang melenyapkan kegelapan. Demikian juga kelahiran Yesus Kristus sebagai terang dunia, yang melenyapkan kegelapan bagi manusia. Seperti dicatat dalam Injil Yohanes 812, Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." Kelahiran Yesus Kristus disambut dengan sukacita karena mendatangkan kebahagiaan bagi orang yang percaya. 1 2 Lihat Sosbud Selengkapnya
bahasa nias selamat datang