🌘 Arti Perkata Al Maidah Ayat 48

Dream- Surat Al Maidah merupakan surat ke-5 dalam Al Quran yang tergolong surat Madaniyyah. Ayat-ayat dalam surat Al Maidah diturunkan setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah yaitu sewaktu peristiwa haji wada’. Ayat-ayat dalam surat Al Maidah memiliki makna yang mendalam bagi kehidupan umat manusia. Salah satunya Surat Al Maidah ayat 2. Kandungansurat Al Maidah ayat 48 mungkin sudah tidak asing lagi bagi umat muslim. Ayat ini membahas mengenai kebenaran Alquran. Menurut Shihab dalam buku Mukjizat Al-Quran (1997:45) Alquran didefinisikan sebagai firman-firman Allah yang disampaikan oleh Malaikat Jibril sesuai dengan redaksi-Nya kepada Nabi Muhammad SAW., dan diterima oleh Suratan nisa ayat 59 terjemah per kata isi kandungan surat al maidah ayat 48. Isi Kandungan Surat Al Maidah Ayat 48 Bunyi Tafsir Lengkap . Iman kepada Allah dan iman kepada kitab-kitab sebelumnya. Isi kandungan surat al maidah ayat 48. Al Quran adalah kitab terakhir dan menjadi pelengkap kitab kitab sebelumnya tidak ada meraguan di dalamnya. FormatSurah: PNG. Ukuran File Surah: 1.6mb surat al kahfi ayat 17. Tanggal post: Juni 2020. Jumlah halaman surah: 203 Halaman. Baca: Surah Al Kahfi Ayat 17 Qs 18 17 Tafsir Alquran Surah Nomor 18 Ayat 17. Surat Al Kahfi Ayat 17 18 Judul Situs. Judul Surah: Surat Al Kahfi Ayat 17 18 Judul Situs. Format Surah: MP3. Almaidah 2. No specific info about version 24. The Table or The Table Spread with Food is the fifth chapter of the Quran with 120 verses. 2Melanggar kehormatan bulan haram yaitu bulan Zulkaidah Zulhijah Muharam dan Rajab yang dilarang pada bulan-bulan. Regarding the timing and contextual background of the revelation asbāb al-nuzūl it is a C Semantik Al-Qur’an Ketika membicarakan tentang Al-Qur’an, kita tidak akan bisa lepas dari bahasa yang digunakan karena Al-Qur’an menggunakan bahasa sebagai media komunikasi terhadap pembacanya. Abu Zaid berkata: “Ketika mewahyukan Al-Qur’an kepada Rasulullah saw, Allah memilih sistem bahasa tertentu sesuai dengan penerima petamanya. SurahAl Isra Ayat 32 Arti Perkata. Baca Surat Al Maidah Ayat 86 - 90 Beserta Artinya & MP3 Audio. √Yuk kita mengaji Tajwid surat Yunus ayat 40-41 dan artinya. PENAFSIRAN AL-QUR’AN SURAT AL-MAIDAH AYAT 51 Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri. terjemah kan perkata surat àl maidah ayat 32,90,91 DalamSurah Al Maidah Ayat 48 dijelaskan tentang bagaimana umat Islam untuk selalu beriman kepada Allah Subhanahu wa taala dan kitab-kitabNya karena kitab Allah Subhanahu wa taala adalah sebaik-baiknya pedoman untuk menuju kabahagiaan dunia dan akhirat. Surat Al Maidah Ayat 8 Latin Serta Arti Perkata Dan Isi Kandungannya FilePDF Berisi Al-Qur'an Terjemahan Perkata. Addeddate 2016-01-15 02:18:28 Identifier Al-QuranTerjemahPerkata Identifier-ark Halamandepan Surah Al-Mulk, Surah ini merupakan awal dari salah satu Juz dalam Alquran, yakni Juz 29 atau lebih dikenal dengan Tabarak al-Ladzi. Terlihat potongan ayat - ayat pendek disana. kitab suci agama Islam berbahasa Arab yang disusun pada periode 609–632. Juz 29 dalam bahasa Arab: الجزء ٢٩ ‎ [a] atau lebih dikenal. TafsirSurat Al Maidah 8. Dalam buku Tafsir Imam Syafii (Almahira: 2008), Syeikh Ahmad Mustofa menuliskan bahwa ayat ini berkaitan tentang kesaksian yang adil untuk semua pihak. Pelajaran yang bisa dipetik dari ayat 8 surat Al Maidah adalah jika seseorang sudah ditetapkan menjadi saksi, maka ia wajib menyatakan kebenaran dengan sebaik-baiknya. AsbabunNuzul Qur’an Surat Fathir ayat 32. Ayat ini tidak mempunyai asbabun nuzul. Ayat 32 Q.S. Fathir ini menguraikan tentang wahyu yang disampaikan Allah swt kepada Rasulullah saw. Kini di uraikan tentang mereka-mereka yang diwariskan kepadanya pesan kitab suci ini. Ayat ini mempunyai tema yang sangat bagus, yaitu tentang 3 kelompok atau KKr0B. Surat Al Maidah ayat 48 adalah ayat tentang Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Berikut ini arti, tafsir, dan kandungan maknanya. Surat Al Maidah termasuk madaniyah. Menurut riwayat Imam Ahmad, surat ini turun ketika Rasulullah sedang naik unta. Hampir saja paha unta itu patah karena begitu beratnya wahyu yang Rasulullah shallallahu alaihi wasallam terima. Demikian pula ayat 48 ini juga tergolong madaniyah. Nama surat ini Al Maidah المائدة yang artinya hidangan karena di antara kandungan surat ini adalah kisah tentang turunnya al maidah hidangan dari langit setelah para pengikut Nabi Isa hawariyyun memintanya. Al maidah yang hawariyyun memintanya merupakan bukti kerasulan Nabi Isa dan sekaligus menjadi hari raya bagi mereka. Surat Al Maidah Ayat 48 Beserta ArtinyaTafsir Surat Al Maidah Ayat 481. Iman kepada Al Quran dan Kitab-Kitab Sebelumnya2. Al Quran sebagai pedoman hidup3. Tiap umat memiliki syariat masing-masing4. Berlomba-lomba dalam kebaikan5. Semua akan kembali kepada AllahKandungan Surat Al Maidah ayat 48 Surat Al Maidah Ayat 48 Beserta Artinya Berikut ini Surat Al Maidah Ayat 48 dalam tulisan Arab, tulisan Latin, dan artinya dalam bahasa Indonesia وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَٰكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ Wa anzalnaa ilaikal kitaaba bil haqqi mushoddiqol limaa baina yadaihi minal kitaabi wamuhaiminan alaihi. Fahkum bainahum bimaa anzalalloohu walaa tattabi’ ahwaa,ahum ammaa jaa,aka minal haq. Likulling ja’alnaa mingkum syir’ataw waminhaajaa. Walau syaa,alloohu laja’alakum ummataw waahidataw walaakil liyabluwakum fii maa aataakum. Fastabiqul khoiroot. Ilalloohi marji’ukum jamii’aang fayunabbi,ukum bimaa kungtum fiihi takhtalifuun ArtinyaDan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu. Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu. Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu. Baca juga Ayat Kursi Tafsir Surat Al Maidah ayat 48 ini kami sarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar dan Tafsir Al Munir. Harapannya, agar terhimpun banyak faedah yang kaya khazanah keilmuan tetapi tetap ringkas. Kami memaparkannya menjadi beberapa poin mulai dari redaksi ayat dan artinya. Kemudian tafsirnya yang merupakan intisari dari tafsir-tafsir di atas. 1. Iman kepada Al Quran dan Kitab-Kitab Sebelumnya Poin pertama dari Surat Al Maidah ayat 48, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan salah satu fungsi Al-Qur’an. وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu. Ayat ini menjelaskan bahwa Allah telah menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dengan haq. “Yakni membawa kebenaran dan tiada keraguan di dalamnya,” tulis Ibnu Katsir dalam tafsirnya. Kata mushoddiqo مصدقا artinya adalah membenarkan. Yang dibenarkan adalah kitab-kitab suci sebelum Al-Qur’an. Meskipun kata minal kitaab من الكتاب berbentuk mufrad tunggal, makna yang dimaksudkan adalah jamak, yakni al kutub الكتب. Kitab-kitab yang dibenarkan Al-Qur’an tersebut Taurat, Zabir dan Injil. Yakni Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa alaihis salam. Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud alaihis salam. Dan Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa alaihis salam. Sebelum ketiga kitab itu diubah oleh manusia. Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan, muhaiminan alaih مهيمنا عليه artinya adalah pengawas, pengontrol, dan penjaga kitab-kitab terdahulu serta menjadi saksi terhadapnya sekaligus menjadi saksi untuknya mengenai keabsahannya. Ini salah satu fungsi Al-Qur’an. Selain membenarkan bahwa Allah pernah menurunkan kitab Taurat, Zabur dan Injil, Al-Qur’an juga menjadi hakim atas keabsahan kitab-kitab tersebut. Sehingga ketika saat ini didapati ada kitab yang isinya bertentangan dengan Al-Qur’an, maka ia tidak bisa dipercaya keotentikannya. “Apa saja isi dari kitab terdahulu yang sesuai dengan Al-Qur’an, maka itu adalah benar. Dan apa saja isi dari kitab terdahulu yang tidak sesuai dengan Al-Qur’an, maka itu adalah batil,” kata Ibnu Juraij seperti dikutip Ibnu Katsir dalam Tafsirnya. Baca juga Asmaul Husna 2. Al Quran sebagai pedoman hidup Poin kedua dari Surat Al Maidah ayat 48, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan berpegang kepada Al-Qur’an. Menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ ۚ Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Ibnu Abbas menjelaskan bahwa Surat Al Maidah ayat 48 ini turun berkenaan dengan orang-orang ahli kitab yang meminta keputusan kepada Rasulullah. Awalnya, Rasulullah diberi pilihan untuk memutuskan perkara mereka atau mengembalikan perkara itu kepada kitab mereka masing-masing. Namun kemudian Allah menurunkan ayat ini. “Dengan turunnya ayat ini,” kata Ibnu Katsir, “Allah memerintahkan Rasulullah untuk memutuskan perkara di antara mereka ahli kitab dengan apa yang ada pada Al-Qur’an.” Rasulullah tidak boleh memutuskan dengan mengikuti hawa nafsu mereka. Termasuk dengan kitab mereka yang sudah terdistorsi dan sudah mereka ubah sesuai hawa nafsu. Ayat ini juga berlaku umum, bahwa segala keputusan orang beriman hendaklah berdasarkan Al-Qur’an dan tidak boleh ada yang bertentangan dengannya. “Agama ini telah sempurna, nikmat yang Allah berikan kepada kaum muslimin sudah cukup dan Allah telah meridhai agama Islam ini menjadi manhaj kehidupan semua manusia. Sudah tidak ada jalan lagi di sana untuk merevisi atau mengganti agama ini. Tidak ada jalan lagi untuk meninggalkan sebagian hukumnya dengan beralih kepada hukum lain atau meninggalkan sebagaian syariatnya dan berpindah kepada syariat lain,” tegas Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Quran. Baca juga Surat Al Kafirun 3. Tiap umat memiliki syariat masing-masing Poin ketiga dari Surat Al Maidah ayat 48, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan bahwa tiap umat memiliki syariat dan manhaj masing-masing. لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Menurut Ibnu Abbas dan Mujahid, syir’ata شرعة adalah tuntunan, minhaja منهاجا adalah jalan. Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan, syir’ata شرعة adalah apa yang disyariatkan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk para hambaNya berupa agama, sistem, aturan dan hukum-hukumnya. Sedangkan minhaja منهاجا adalah jalan terang yang manusia tempuh dalam beragama. Ibnu Katsir menjelaskan, seluruh Nabi dan Rasul, ajaran tauhidnya sama. Yakni laa ilaaha illallah. Sebagaimana firman-Nya وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan “Sembahlah Allah saja, dan jauhilah Thaghut itu” QS. An Nahl 36 Adapun syariatnya, yakni mengenai perintah dan larangan, kadang berbeda-beda. “Adakalanya syairat mengharamkan sesuatu, kemudian syariat yang lain/berikutnya menghalalkan sesuatu itu. Begitu pula kebalikannya. Ada yang sesutau syariat meringankannya, sedangkan syariat yang lain/berikutnya memperberat sesuatu tersebut,” tulis Ibnu Katsir. “Hal demikian itu karena mengandung hikmah yang tidak terbatas serta hujjah yang jelas bagi Allah dalam menentukannya.” Baca juga Surat Al Hujurat ayat 12 4. Berlomba-lomba dalam kebaikan Poin keempat dari Surat Al Maidah ayat 48, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan hamba-hambaNya agar berlomba-lomba dalam kebaikan. وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَٰكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu. Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Seandainya Allah menghendaki, mudah saja bagiNya menjadikan seluruh manusia sejak Nabi Adam hingga kiamat tiba menjadi satu umat saja. Namun, Allah hendak menguji manusia. Karenanya, Dia memerintahkan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Ibnu Katsir menjelaskan, Allah telah menetapkan berbagai macam syariat untuk menguji hamba-hambaNya dengan memberi pahala kepada orang yang taat dan menyiksa mereka yang durhaka. “Berlomba-lombalah kamu semuanya berbuat pekerjaan-pekerjaan yang baik di dalam dunia ini, dengan memegang pokok pertama yaitu ketaatan kepada Allah dan percaya bahwa di belakang hidup yang sekarang ini ada lagi hidup akhirat,” tulis Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar. 5. Semua akan kembali kepada Allah Poin kelima dari Surat Al Maidah ayat 48, Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan bahwa manusia akan kembali kepada-Nya. إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu. Seperti kata Buya Hamka di akhir poin sebelumnya, di belakang hidup yang sekarang ini ada lagi hidup akhirat. Ini yang harus kokoh kita yakini. Bahwa kita semua akan kembali kepada Allah dan akan diberitahukan apa yang diperselisihkan. Apa yang mereka perselisihkan itu adalah tentang akhirat itu sendiri. Orang kafir tidak percaya adanya akhirat, mereka berselisih mengenai hal yang pasti ini. Karenanya kelak mereka akan diberitahu dan mendapatkan balasannya siksa neraka. Sedangkan bagi mukmin yang beramal shalih, mereka pun akan mendapat balasannya berupa surga. Baca juga Isi Kandungan Surat Al Maidah ayat 48 Kandungan Surat Al Maidah ayat 48 Berikut ini adalah isi kandungan Surat Al Maidah ayat 48 Allah menurunkan Al-Qur’an sebagai kitab yang benar, tiada keraguan di dalamnya. Ia membenarkan kitab-kitab sebelumnya sekaligus menjadi hakim atas kitab-kitab itu. Sebab kitab-kitab sebelum Al-Qur’an sudah tidak otentik lagi setelah manusia mengubahnya. Al-Qur’an adalah pegangan hidup. Ia harus menjadi pedoman dalam memutuskan segala sesuatu. Setiap umat memiliki syariat dan hukum sendiri-sendiri sesuai dengan zaman dan kondisi hidup mereka saat itu. Namun, secara aqidah dan pokok agama semuanya sama yakni bertauhid kepada Allah. Allah menjadikan umat manusia beragam untuk menguji mereka dan memberi kesempatan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Semua manusia akan kembali kepada Allah dan mendapatkan balasan atas apa yang mereka yakini dan apa yang mereka kerjakan di dunia. Ayat ini merupakan ayat yang memotivasi untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Fastabiqul khairat. Demikian Surat Al Maidah ayat 48 mulai dari tulisan Arab dan latin, terjemah dalam bahasa Indonesia, tafsir, dan isi kandungan maknanya. Semoga bermanfaat dan mengokohkan kita untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]

arti perkata al maidah ayat 48